Selasa, 03 Mei 2011

Menjinakkan Perasaan


Penulis : Guslaeni Hafidz

KotaSantri.com : Al-Hafidz Abu Ishak Ibrahim bin Abdurrahman meriwayatkan dari Dhamirah, dia mengisahkan, ada dua orang yang mengajukan persengketaan kepada Nabi SAW. Beliau memenangkan yang benar dan mengalahkan yang batil. Orang yang dikalahkan menyatakan ketidakrelaannya.

Temannya bertanya, ''Apa yang kamu inginkan?'' Dia menjawab, ''Kita ingin menemui Abu Bakar ash-Shiddiq.'' Maka keduanya pun berangkat untuk menemuinya. Orang yang menang berkata, ''Sesungguhnya kami berdua mengadukan persengketaan kami kepada Nabi SAW dan beliau memenangkan perkaraku.'' Maka Abu Bakar berkata, ''Kalian tetap dalam keputusan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW.''

Namun temannya tetap menolak keputusan dan berkata, ''Ayo kita menemui Umar saja.''' Kemudian orang yang menang perkara berkata, ''Sesungguhnya kami berdua mengadukan persengketaan kami kepada Nabi SAW dan beliau memenangkan perkaraku, tetapi dia tidak menerimanya.''

Kemudian Umar bertanya kepada orang yang menolak keputusan, dan dia berkata, ''Begitukah?'' Lalu Umar masuk ke rumah dan sebentar kemudian dia keluar sambil membawa pedang yang terhunus. Lalu dia memenggal leher orang yang menolak keputusan hingga tewas.

Kini, saatnya kita belajar menjinakkan perasaan kita agar tidak terkotori oleh hawa nafsu yang bisa melemahkan keimanan kita. Ingatlah, ''Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.'' (QS. Al-Baqarah [2] : 216).

Wallahu a'lam bi ash-shawab. [republika.co.id]
Versi Cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar