Selasa, 03 Mei 2011

Ketika Ali dan Fathimah Inginkan Pembantu

Ketika Ali dan Fathimah Inginkan Pembantu
Print
E-mail

Written by Ummu Abdurrohman   
Sebagaimana diketahui, Muhammad RasuluLlah sangat sayang dan cinta kepada putrinya, Fathimah Az-Zahra. Sampai-sampai RasuluLlah menggambarkan kecintaannya kepada Fathimah tatkala beliau berkhutbah di mimbar:
''Sesungguhnya Fathimah adalan bagian dagingku, maka barangsiapa yang membuatnya marah, berarti telah menjadikan aku marah''

Namun, dengan kapasitas kecintaan Nabi yang sangat mendalam kepada Fathimah, beliau lebih mendahulukan pemberiannya kepada orang-orang fakir dan yang lebih membutuhkan daripada Fathimah, sekalipun dia menghadapi sulit dan susahnya kehidupan. Fathimah dan suaminya, Ali bin Abi Thalib memang hidup dalam kehidupan yang sangat susah payah. Dia menarik penggiling hingga membekas di tangannya. Juga mengambil air dengan qirbah dan dipikulnya hingga membekas di pundaknya, dan menyapu rumah hingga kotor pakaiannya. Suaminya adalah orang yang fakir, sehingga tidak dapat mencarikan pembantu yang akan membantu pekerjaan Fathimah yang melelahkan. Sehingga Ali bin Abi Thalib merasa tidak enak setiap kali melihat istrinya bersusah payah dan bekerja keras, sehingga beliau juga turut membantu istrinya pada sebagian pekerjaan yang memungkinkan baginya.
Ali bin Abi Thalib tergerak untuk mencari penyelesaian, hingga tatkala ada kesempatan, pada suatu hari dia berkata kepada istrinya, bahwa dia melihat ayah Fathimah, yaitu Nabi telah kembali dari suatu peperangan dengan membawa banyak ghanimah dan tawanan. Ali berkata, ''Sungguh, saya merasa susah, wahai Fathimah hingga sesak dadaku. Saya melihat RasuluLlah membawa tawanan perang, maka mintalah kepada beliau agar dapat membantu pekerjaanmu''. Fathimah berkata, ''Akan aku kerjakan, insya'ALlah''. Kemudian Fathimah mendatangi Nabi dan disambut Nabi dengan sabdanya, ''Ada keperluan apa engkau datang kemari, wahai anakku?'' Fathimah menjawab, ''Aku datang untuk mengucapkan salam kepada ayah''. Fathimah merasa malu untuk mengutarakan permintaannya sehingga iapun kembali ke rumah. Kemudian, bersama-sama Ali, dia mendatangi RasuluLlah lagi untuk mengungkapkan permasalahannya.
Dengan ketegasannya, maka RasuluLlah bersabda:
''Tidak, demi ALlah, aku tidak akan memberikannya kepada kalian, sedangkan aku biarkan ahlus-suffah dalam keadaan kosong perut mereka. Aku tidak mendapatkan apa-apa untuk aku berikan kepada mereka, akan tetapi aku akan menjual tawanan tersebut, dan aku berikan hasilnya kepada mereka''.

Maka kembalilah ratu ahli jannah, putri RasuluLlah, sedangkan dia tidak mendapatkan sesuatu apapun yang ada pada ayahnya. Kemudian RasuluLlah pun mendatangi rumahnya, dan mendapatkan mereka sedang berselimut, yang apabila ditutupkan kepalanya, maka terbukalah kakinya, dan apabila ditutupkan kakinya, maka terbukalah kepalanya. Keduanya hendak bangkit untuk menyambut Nabi, namun beliau bersabda:
''Tetaplah di tempat kalian berdua...! Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta kepadaku tadi?'' Mereka berdua menjawab:''Mau ya RasuluLlah !''

Kemudian beliau bersabda:
''Kuajarkan kepada kalian, kata-kata yang diajarkan Jibril kepadaku. Ucapkanlah setiap selesai sholat fardhu, SubhanaLlah 10 kali, AlhamduliLlah 10 kali, ALlahu Akbar 10 kali. Apabila kalian hendak tidur, maka bacalah SubhanaLlah 33 kali, AlhamduliLlah 33 kali, dan ALlahu Akbar 33 kali. Hal itu lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pembantu''

Maka Ali berkata, ''Demi ALlah, aku tidak meninggalkan kata-kata ini sejak beliau mengajarkannya kepadaku.'' Salah seorang shahabat bertanya, ''Tidak kau tinggalkan juga tatkala malam di perang shiffin?'' Beliau menjawab, ''Walaupun di malam perang shiffin''
(H.R. Muslim, no. 2727 - 2728 )

Diambil dari:
Mengenal Shahabiyah Nabi, Pustaka At-Tibyan, Mahmud Mahdi Al-Istanbuli dan Musthafa Abu An-Nashr Asy-Syalabi, cet 2, Januari 2002

Last Updated ( Sunday, 28 November 2004 )
 
Juwairiyah Binti Al-Harits, Wanita Agung Barakah bagi kaumnya
Print
E-mail

Written by Ummu Raihanah   
Sunday, 27 July 2003
Beliau adalah juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar bin Al-Habib Al-Khuza'iyah Al-Mushthaliqiyah. Beliau adalah secantik-cantik wanita yang ditawan tatkala kaum muslimin mengalahkan Bani Mushthaliq pada saat perang Muraisi .
Hasil undian Juwairiyah adalah bagian untuk Tsabit bin Qais bin Syamas atau anak pamannya, tatkala itu Juwairiyah berumur 20 tahun. Dan,akhirnya beliau selamat dari kehinaan sebagai tawanan/rampasan perang dan kerendahannya. Beliau menulis untuk Tsabit bi Qais (bahwa beliau hendak menebus dirinya), kemudian mendatangi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam agar mau menolong untuk menebus dirinya. Maka menjadi ibalah hati Nabi Shalallahu alaihi wassalam melihat kondisi seorang wanita yang mulanya seorang sayyidah merdeka yang mana dia memohon beliau untuk mengentaskan ujian yang menimpa dirinya. Maka beliau bertanya pada Juwairiyah,''Maukah engkau mendapatkan yang lebih baik dari hal itu?'' maka dia menjawab dengan sopan,''Apakah itu ya Rasulullah?'' beliau menjawab,''Aku tebus dirimu kemudian aku nikahi dirimu!'' maka tersiratlah pada wajahnya yang cantik suatu kebahagiaan, sedangkan dia hampir-hampir tidak perduli dengan kemerdekaan dia karena remehnya, beliau menjawab,''Mau ya, Rasulullah''.Maka Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:''Aku telah melakukannya''
Aisyah Ummul Mukminin berkata:''Tersebarlah berita kepada manusia bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah menikahi Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar. maka orang-orang berkata:''Kerabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam!maka mereka melepaskan tawanan perang yang mereka bawa, maka sungguh dengan pernikahan beliau dengan Juwairiyah menjadi sebab dibebaskannya seratus keluarga dari Bani Mushthaliq, maka aku tidak pernah mengetahui seorang wanita yang lebih berkah bagi kaumnya daripada Juwairiyah''.
Dan Ummul Mukminin Aisyah menceritakan perihal pribadi Juwairiyah:''Juwairiyah adalah seorang wanita yang manis dan cantik, tiada seorangpun yang melihatnya melainkan akan jatuh hati kepadanya. Tatkala Juwairiyah meminta kepada Rasulullah untuk membebaskan dirinya, sedangkan demi Allah aku telah melihatnya melalui pintu kamarku, maka aku merasa cemburu karena saya menduga bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam akan melihat sebagaimana yang aku lihat''(1)
Maka masuklah pengantin wanita, sayyidah Bani Mushthaliq kedalam rumah tangga nubuwwah. Pada mulanya nama beliau adalah Burrah, namun Rasulullah menggantinya dengan Juwairiyah karena khawatir dia dikatakan keluar dari biji gandum.(2)
Ibnu Hajar menyebutkan didalam Ishabah tentang kuatnya iman Juwairiyah radhiyallau anha. Beliau berkata :''Ayah Juwairiyah mendatangi Rasul dan berkata:''Sesungguhnya anakku tidak berhak ditawan, karena terlalu mulia dari hal itu. Maka Nabi Shalallahu alaihi wassalam bersabda:''Bagaimana pendapatmu seandainya anakmu disuruh memilih diantara kita, apakah anda setuju?''. ''Baiklah'', katanya. Kemudian ayahnya mendatangi Juwairiyah dan menyuruhnya untuk memilih dirinya dengan Rasulullah maka beliau menjawab,''Aku memilih Allah dan Rasul-Nya''.
Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa akhirnya ayah beliau bernama Al-Harits masuk islam bersama kedua putranya dan beberapa orang dari kaumnya. ummul Mukminin Juwairiyah wafat pada tahun 50 hijriyah, adapula yang mengatakan tahun 56 Hijriyah.(3)
Semoga Allah merahmati Ummul Mukminin Juwairiyah, karena pernikahannya dengan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam membawa barakah dan kebaikan yang menyebabkan kaumnya, keluarganya dan orang-orang yang dicintainya berpindah dari memalinglkan ibadah selian Allah dan kesyirikan, menuju kekbebasan dan cahaya islam beserta kewibawaannya. hal itu merupakan pelajaran bagi mereka yang bertanya-tanya tentang hikmah Rasulullah shalallahu aliahi wassalam beristri lebih dari satu.
Footnote:
1.As-Sirah Ibnu Hisyam II/293 dan Al-Ishabah VIII/43 dan Al-Istii'ab IV/1804.Hal ini telah disebutkan pula oleh As-Suhaili dalam penjelasannya terhadap as-Sirah beliau berkata:Adapun pandangan Nabi shalallahu alaihi wassalam kepada Juwairiyah sehingga beliau melihat kecantikannya, hal itu karena Juwairiyah adalah seorang budak, seandainya dia wanita merdeka, maka beliau tidak akan melihat kecantikannya...lagipula diperbolehkan melihat wanita manakala bermaksud untuk menikahinya.Telah disebutkan bahwa alaihis shalatu wassalam memberi rukhsah untuk memandang wanita manakala bermaksud untuk menikahinya''
2. Diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Ibnu Abbas no.2140 dan Ahmad dalam Al-Musnad VI/429
3. Ath-Thabaqat Ibnu Sa'ad VIII/120

Dikutip dari:
An-Nisau Haular Rasul Mengenal Shahabiyah Nabi shalallahu alaihi wassalam,hal:81-83 At-Tibyan,Solo,2001.

Last Updated ( Sunday, 28 November 2004 )
 
Dua Wanita Mukminah
Print
E-mail

Written by Ummu Raihanah   
Sunday, 27 July 2003
Dua orang wanita mukminah yang namanya terukir dengan indah didalam kitab-Nya yang mulia dimana setiap saat ribuan bahkan jutaan umat islam membaca namanya.Al-Qur’an mengabadikan namanya sebagai contoh dan teladan bagi kaum wanita muslimah yang ingin mengikuti jejaknya dialah Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran.Karena keteguhan imannya, ketaatannya dan kepasrahannya yang mendalam terhadap takdir Rabb-Nya maka surgalah menjadi tempat tinggal mereka berdua yang abadi.
Kita simak kisah mereka berdua dalam ayat berikut ini,

Allah Ta’ala berfirman:
“Dan, Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata,”Ya, Rabbi, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim, dan ingatlah Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan kedalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat-kalimat Rabbnya dan kitab-kitabNya dan dia termasuk orang yang taat” (At_tahrim:11-12)

Firman-Nya:”Dan Allah membuat istri Fir’aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman”. Namanya adalah Asiyah binti Muzahim.Dia memiliki firasat yang kuat dan benar, beriman kepada Musa alaihis salam, sehingga dia disiksa Fir’aun.Artinya, Allah telah menjadikan keadaannya sebagai perumpamaan tentang keadaan orang-orang yang beriman sebagai sugesti bagi mereka agar teguh dalam ketaatan, berpegang kepada agama dan sabar jika ditimpa kekerasan, bahwa pasukan kafir tidak akan mampu menimpakan mudharat kepada mereka, seperti keadaan istri Fir’aun, meski dia berada dibawah kekuasaan orang kafir yang paling kafir. Imannya kepada Allah membuatnya berada di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan. Disini terkandung dalil bahwa hubungan kekufuran tidak menimbulkan mudharat terhadap iman.
Firman-Nya, “Ketika ia berkata,Ya’Rabbi bangunlah untukku sebuah rumah disisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya” artinya, dari perbuatannya yang buruk dan dari kemusyrikannnya serta kejahatan perbuatannya. Menurut Ibnu Abbas, dari perbuatannya artinya dari seluruh perbuatannya.Menurut Salman, istri Fir’aun disiksa dengan matahari. Jika mereka meninggalkannya, maka para malikat melindunginya dengan sayap-sayapnya. Dia juga dapat melihat rumahnya disurga.Perkataannya”Dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim” menurut Al-Kalaby, maksudnya penduduk Mesir. Menurut Muqatil, maksudnya kaum Qibthi. Allah mengeluarkan rumahnya disurga, sehingga dia dapat melihatnya, lalu rohnya dicabut. Menurut Al-Hasan dan Ibnu Kaisan, Allah menyelamatkannya dengan keselamatan yang mulia dan mengangkatnya ke surga sambil makan dan minum.
Disini terkandung dalil bahwa memohon perlindungan kepada Allah dan kembali kepada-Nya, memohon keselamatan ketika mendapat cobaan dan bencana, merupakan kebiasaan orang-orang shalih baik laki-laki maupun wanita, karakter orang-orang yang beriman kepada akhirat, laki-laki dan wanita. Dari Abu Hurairah, bahwa Fir’aun mengikat istrinya dengan empat tali dalam kedaan terlentang, lalu meletakkan batu penggiling diatas dadanya, matanya dihadapkan kearah matahari. Dia menengadahkan kepala ke arah langit seraya berkata:”Ya, Rabbi, bangunlah untukku sebuah rumah disisi-Mu”
Firman-Nya”Dan, ingatlah Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya” Maksud penyebutan Maryam ini, bahwa Allah mengimpunkan baginya kemuliaan dunia dan akhirat, memilihnya diantara para wanita seluruh alam, padahal dia hidup ditengah orang-orang kafir. Dia memelihara dirinya dari kekejian dan jauh dari kaum lelaki. Tak seorang lelakipun pernah menyentuh, menikah, apalagi berzina dengannya. “Dan dia membenarkan kalimat-kalimat Rabb-Nya dan kitab-kitab-Nya dan dia termasuk orang-orang yang taat” artinya, dia membenarkan syariat-syariat Allah yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya.
Dari Ibnu Abbas, dia berkata Rasulullah shalallau alaihi wassalam bersabda:
“Sebaik-baik wanita penghuni surga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim, istri Fir’aun”
(ditakhrij Ahmad, Ath-Thabrany dan Al-Hakim)

Didalam Ash-Shahihain dan lainnya disebutkan dari hadits Abu Musa Al-Asy’ary bahwa Nabi shalallau alaihi wassalam bersabda:
“Banyak laki-laki yang sempurna dan tidak ada wanita yang sempurna kecuali Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran..”

Begitu mulianya derajat dan kedudukan kedua wanita tersebut yang dimana semua itu adalah hasil dari ketaatan mereka terhadap syariat Rabb-Nya. Dengan membaca kisah diatas dapat kita petik manfaatnya agar kita berlomba-lomba untuk menuju ketaatan kepada-Nya dan berusaha meraih predikat wanita shalihah, dimana dia adalah sebaik-baik perhiasan dunia dan tidak ada balasan bagi wanita shalihah selain surga-Nya.Ya, Allah masukkanlah kami kedalam orang-orang yang taat dan tunduk terhadap perintah-Mu. Amin.

Maraji:
1. Al-Qur’an dan As-Sunnah bicara Wanita, hal:212-214,Darul Falah.

Last Updated ( Sunday, 28 November 2004 )
 
Aisyah, Keutamaannya dan Keluasan Ilmunya
Print
E-mail

Written by Ummu Raihanah   
Sunday, 27 July 2003
Beliau, Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq,atau juga biasa dipanggil dengan al-Shiddiqiyah yang dinisbatkan kepada al-Shiddiq yaitu orang tuanya sendiri Abu Bakar, kekasih Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.Seorang wanita mulia dan istimewa dimana sebagian dari ilmu agama kita ini diambil darinya.Begitu banyak keutamaan dan kemuliaan yang dimilikinya , semoga Allah meridhainya dan mengumpulkannya dengan kekasihnya yang paling dicintainya yaitu Nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.
Semoga setelah membaca kisah ini hati kita akan tersentuh dan semakin menambah rasa cinta kita kepada istri-istri Beliau .Beberapa keutamaannya tidak dapat dihitung dengan jari sehingga hanya sebagian kecil yang dapat dipaparkan disini, diantarnya adalah sebagai berikut:
1.Kecintaan Rasulullah kepadanya melebihi kecintaannya kepada istri-istri beliau yang lainnya yang semuanya ada 9 orang. Pada suatu ketika Rasulullah ditanya, “Siapakah orang yang paling enkau cintai ?” maka beliau menjawab, “Aisyah” Hal ini didasarkan kepada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Amr bin ‘Ash, dimana dia datang kepada Nabi seraya bertanya,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai?” beliau menjawab,”Aisyah” kemudian Amr bin Ash bertanya, “”Siapakah orang lelaki yang paling engkau cintai?”beliau menjawab,”Bapaknya (Abu Bakar)”Dia bertanya, “Kemudian siapa lagi?” beliau menjawab,”Umar”, yakni Ibnu Al Khaththab, semoga Allah meredhai semuanya.
2.Malaikat menyampaikan salam untuknya bukan hanya sekali. Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim darinya (Aisyah), dimana Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya Jibril telah mengucapkan salam untukmu”, maka aku menjawab,”Alaihis as-Salam”
3. Allah telah menurunkan ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan pembebasan dirinya dari tuduhan dusta sebanyak sepuluh ayat dalam surat An-Nuur, dimana didalamnya Aallah menjelaskan bahwa laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik, dan beliau tergolong wanita yang baik, membebaskan mereka dari tuduhan orang-orang yang menyebarkan tuduhan dusta itu, dan memberi kabar gembira bahwa bagi mereka surga, sebagaimana Aallah berfirman,..”dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga) “ An-Nuur:26.
4.Pada saat Rasulullah sakit, beliau minta untuk tinggal dikamarnya (aisyah), sehingga dia dapat mengurusnya sampai Aallah memanggil ke hadirat-Nya (wafat). Karena itulah, maka Rasulullah meninggal dirumah Aaisyah, dimana beliau meninggal dalam pangkuan dan dekapannya. Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan darinya (Aisyah), dia berkata:” Allah mewafatkan Rasulullah dimana kepala beliau berada diantara paru-paruku dan bagian atas dadaku, sehingga air liur beliau bercampur dengan air liurku” Bagaimana hal itu bisa terjadi, Abdurrahman saudara laki-laki Aisyah masuk ke rumah mereka, dimana ketika itu dia membawa siwak (alat penggosok gigi), lalu Rasulullah melihatnya. Aisyah memahaminya bahwa beliau ingin bersiwak, dan dia mengambil siwak dari Abdurrahman dan melembutkannya, lalu Rasulullah bersiwak dengannya.setelah Rasulullah meninggal, maka siwak itu dipakai Aisyah. Inilah pengertian yang dimaksud dengan “air liur beliau bercampur dengan air liurku”
5. Berdasarkan sabda Rasulullah,”Keutamaan Aisyah ataas wanita yang lainnya bagaikan keutamaan tsarid(roti yang dibubuhkan dan dimasukkan kedalam kuah) atas makanan-makan yang lainnya”
Berkenaan dengan keluasan dan keunggulan ilmunya, tidak ada seorang ulamapun yang mengingkarinya.Banyak kesaksian dan pengakuan yang dikemukakan para ulama berkenaan dengan kredibilitas keilmuwan Aisyah. Hal ini menunjukkan betapa luas dan mumpuninya ilmu yang dimilikinya. Dibawah kesaksian empat pakar ilmu pengetahuan dari kalangan ulama terdahulu:
1. Kesaksian putra saudara perempuannya (keponakannya) Urwah bin Zubeir tentang kredibilitas dan keunggulan ilmu yang dimiliki oleh Aisyah, sebagaimana yang diriwayatkan putranya Hisyam,”Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih pintar dalam ilmu fiqh (agama), kedokteran dan syair selain Aisyah.
2. Kesaksian Az-Zuhri yang juga berkenaan dengan kredibilitas dan keunggulan ilmu yang dimili Aisyah, seraya berkata,”seandainya diperbandingkan antara ilmu Aisyah denan ilmu seluruh istri Nabi dan ilmu seluruh wanita, niscaya ilmu Aisyah jauh lebih unggul.”
3. Kkesaksian Masruq berkenaan dengan ilmu yang dimiliki Aaisyah yang berkenaan dengan masalah faraidh, sebagaimana yang terungkap dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Abu Darda darinya seraya berkata, “Aku melihat para syeikh dari kalangan sahabat Rasulullah bertanya kepada Aisyah tentang faraidh (ilmu waris)
4. Kesaksian Atha’ bin Rabah, dimana ketika Allah berfirman, maka Aisyah merupakan orang yang paling faham, paling mengetahui dan paling bagus pendapatnya dibandingkan dengan yang lainnya secara umum.
5. Kesaksian Zubeir bin Awwam, dimana dia berkata sebagaimana hal ini telah diriwayatkan putranya Urwah, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih pintar tentang Al-Qur’an , hal-hal yang difardhukan, halal dan haram, syair, cerita Arab dan nasab (silsilah keturunaan) selain Aisyah.
Dengan mengemukakan lima kesakssian yang dipaparkan oleh para ulama besar dari kalangan sahabat dan tabi’in cukuplah sebagai bukti yang menunjukkan kredibilitas dan keunggulan ilmu yang dimiliki oleh Aisyah dibandingkan dengan ilmu yang dimiliki oleh para Sahabat Rasulullah dan para tabi’in lainnya.
Aisyah meninggal pada bulan Ramadhan yang agung tepat pada tanggal 17 Ramadhan, pada usia 66 tahun. Dan, dimakamkan di Al-Baqi’ kawasan pemakaman yang terletak di kota Madinah. Hal ini sesuai dengan wasiatnya, dimana beliau berwasiat agar dimakamkan di temnpat pemakaman istri-istri Rasulullah. Semoga Allah meridhainya .
Sumber:
Ilmu dan Ulama Pelita Kehidupan Dunia dan Akhirat, Pustaka Azzam.
Last Updated ( Sunday, 28 November 2004 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar